Mencegah burung hantu masuk gedung walet | | | |
Burung hantu masuk gedung walet sudah banyak terjadi. Ini bukan saja menjadi problem peternak walet di Indonesia. Tapi kasus serupa juga banyak terjadi di Malaysia. Banyak cara sudah ditempuh. Misalnya di bibir pintu dipasang kawat yang sudah di aliri arus listrik. Ada juga yang pada bibir pintu dipasang jarum tajam atau paku. Ada juga yang memasang lampu sorot dengan watt yahg besar. Sebagian orang pada tengah lubang pintu waletnya di pasang teralis besi. Tapi semua cara itu ternyata sia-sia. Burung hantu tetap enjoy masuk gedung.
Pada gedung yang lain membuat pintu walet sempit sekitar 15 cm. Tujuannya agar burung hantu, dan juga maling tak gampang menerobos masuk. Ternyata, biarpun pintu sudah dibuat sempit, tetap saja burung pemangsa daging ini bisa masuk ke dalam gedung. Segala cara yang dilakukan tak membuahkan hasil positif. Burung hantu tetap datang dan masuk gedung walet saat kita tidur. Penjaga gedung sudah dibekali senapan angin untuk menembak jika burung hantu datang. Tapi karena bukan penembak jitu, maka biarpun habis 2 kotak peluru, burung hantu tak pernah kena. Pemilik gedung walet benar-benar dibuat pusing dan kuatir populasi waletnya habis karena ulah burung hantu ini. Adakah acara efektif untuk mencegah masuknya burung hantu?
Kasus burung hantu masuk gedung walet sudah sering terjadi. Kadang kehadirannya tanpa kita sadari. Pemilik gedung yang jarang mengontrol gedung waletnya, menjadi terkejut ketika dia menjumpai gedungnya ternyata juga menjadi tempat berkembang biak burung hantu. Saat saya memberi konsultasi di gedung bapak Fuad, Gombong, Jawa Tengah, saya mendapati 6 butir telur burung hantu di sudut kamar. Gedung tua yang tak terurus itu, terletak dekat kantor pos Gombong. Sudah lama Fuad tidak masuk ke dalam gedung. Mungkin karena hanya terdapat sarang burung seriti yang nilai ekonomisnya tak seberapa. Jadi, gedung yang tak terurus itu akhirnya dimanfaatkan burung hantu untuk berbiak. Kejadian serupa sering dialami member saya di berbagai daerah.
Burung hantu adalah hewan pemakan daging. Dia tidur siang hari, dan mencari makan di malam hari. Pukul 19.00 wib dia mulai keluar dari sarangnya dan pulang jam 04.00 pagi. Areal persawahan dan perkebunan menjadi tempat berburunya. Sasaran mangsanya kadang tikus, ular atau katak. Keberadaan burung hantu sangat membantu para petani. Sebab hama tikus dapat terkurangi karena terdapatnya pemangsa ini. Maka oleh Departemen Pertanian, khususnya di Jawa Tengah, keberadaan burung hantu justru penting. Secara periodik, pihak Departemen Pertanian justru membeli burung hantu, yang harga sepasangnya sekitar Rp 500.000,- Kemudian, burung hantu di lepas ke alam bebas. Ini dimaksudkan, agar burung predator ini berkembang biak, dan secara alami memangsa tikus.
Jika burung hantu sebagai sahabat petani, maka bagi peternak walet justru menjadi musuh. Sebab jika mangsa burung hantu seperti ular, tikus dan katak mulai langka, maka burung hantu akan memangsa burung kecil, termasuk burung walet. Saat saya membantu Bp Chandra, yang gedung waletnya berlokasi di Kadipaten Kab. Majalengka (Jawa Barat), saya mendapati banyak bulu walet berserakan di lantai. Saya curiga pasti ada predator dalam gedung walet ini. Saya periksa di lantai. Mata saya curiga pada benda aneh dan ringan. Dalam kotoran itu berisi patahan tulang kecil dan bulu-bulu. Ternyata itu kotoran burung hantu yang bentuknya bulat lonjong seukuran ibu jari kaki orang dewasa.
Dugaan saya burung hantu ini sudah agak lama memanfaatkan gedung walet Bp, Chandra sebagai rumahnya. Tiap hari burung berbulu putih dengan totol-totol coklat ini bertengger di roving room. Di roving room ini ada besi stek tiang, yang secara strategis justru di manfaatkan burung berparuh tajam ini untuk menghadang dan menyergap walet yang masuk ke gedung di petang hari. Ini terlihat dari kotoran burung hantu di lantai yang sudah menumpuk bercampur dengan bulu-bulu walet yang lumayan banyak.
Ada cara praktis agar burung hantu tak berani masuk gedung. Cara ini sudah di praktekkan oleh banyak member saya dan hasilnya sangat efektif. Yaitu, pada pintu masuk burung, pasanglah lampu dengan kekuatan cukup 10 watt saja. Posisi lampu di atas pintu masuk sekitar 50 cm dari bibir pintu. Lampu mulai nyala jam 7 malam dan mati jam 5 pagi. Dengan cara sederhana ini dijamin burung hantu tak berani datang apalagi masuk gedung. Biarpun pintu anda lebar, burung hantu takut cahaya terang. Pemasangan lampu di atas pintu ini terbukti sangat efektif. Sedangkan lampu sorot ternyata, burung hantu tetap berani bertengger di bibir pintu.
Saat saya ke Jebus-Bangka, saya melihat hampir rata-rata pemilik gedung walet melakukan teknik buka tutup pintu walet secara manual. Caranya, di bagian luar pintu – di atas bibir lubang, sekitar 50 cm, dipasang rel sepanjang 2 x ukuran panjang pintu walet. Jika pintu tersebut panjang 1 meter, maka rel ( seperti rel gorden) sepanjang 2 meter. Daun pintu lebih lebar dari pada lubang pintunya. Pada sisi kanan kiri di pasang tali hingga ke bawah. Jika pagi hari, jam 5 pagi atau sebelum walet keluar gedung, penjaga gedung akan menarik tali tersebut ke samping. Maka daun pintu bergeser ke samping, dan lubang pintu walet terbuka. Jika malam hari sekitar jam 8, penjaga akan menarik tali ke sisi yang berlawanan, sehingga daun pintu bergeser menutup lubang masuk. Daun pintu terbuat dari alumunium, agar ringan. Dengan cara begini, gedung aman dari burung hantu.
Beberapa member saya, menggunakan pintu otomatik, yang bergerak naik turun secara elektrik dan diatur dengan timer. Jika pagi jam 4.30, pintu terbuka secara otomatis, dan di malam hari, pintu menutup secara otomatis pula. Pada bagian tengah daun pintu yang terbuat dari plat baja itu, sengaja ada lubang darurat dengan ukuran 15 cm x 50 cm. Ini untuk antisipasi jika timer rusak sehingga pintu tak mau terbuka pada pagi hari. Karena ada lubang emergency, maka biarpun pintu masih tertutup, karena ada lubang darurat, walet tetap bisa keluar gedung. Daun pintu terbuat dari plat tebal, ini juga untuk antisipasi agar tidak ada maling yang masuk melalui lubang burung.